Sesungguhnya Matahari, ketika terbit membawa tanduk setan. Ketika ia naik, tanduknya dilepaskan. Ketika berada di tengah ufuk, tanduknya dikenakan kembali. Ketika tergelincir, tanduk itu ditanggalkan, dan dikenakan kembali ketika mendekati tenggelam. 

Ketika betul-betul tenggelam, tanduk itu ditanggalkan. Karena itu, janganlah kalian shalat pada tiga waktu tersebut. [HR Malik, Ahmad bin Hambal, Ibnu Majah, dan Al-Baihaqi]


Sesungguhnya Matahari terbit di antara dua tanduk setan, dan tenggelam di antara dua tanduk setan pula. [HR Abu Dawud dan Muslim]

Tiga waktu Nabi S.A.W melarang kami sembahyang dan mengebumikan mayat padanya;
  • Ketika terbit matahari, sehingga naik tinggi
  • Ketika matahari berada di kemuncak pertengahan, sehingga tergelincir
  • Ketika matahari mula terbenam, sehinggalah ia terbenam.
HR: Muslim (no: 831).

Manakala illah dilarang, disebut dalam hadis Amru bin Abasah r.a, dalam sahih Muslim (no: 832), ringkasannya ialah;

  • Waktu terbit matahari: kerana matahari terbit antara dua tanduk syaitan, dan org kafir sujud kepada matahari waktu itu.
  • Waktu tengahari: ketika itu ai neraka begelegak.
  • Waktu terbenam matahari: ia terbenam antara dua tanduk syaitan, dan org kafir sujud kepadanya waktu itu.
“Jangan mencari waktu untuk solat pada ketika terbit dan terbenam matahari”. HR Bukhari (no: 558).
Orang yg qadha’ solat tidak sengaja memilih waktu larangan dan menyerap tenaga setan

- READ MORE -

Al-Imam An-Nawawi Rahimahullah dalam menukil kitab Bidayatul Hidayah karya Imam Al-Ghazaly, pada halaman 18. menyatakan bahwa Iblis itu memiliki 9 (sembilan) anak dengan 'tupoksi' khusus yang berbeda-beda dalam memimpin pasukan Jin Syetan dan Jin Kafir. 


Kesembilan putra Iblis itu adalah sebagai berikut:

1. Jin Khanzab Bin Iblis As-Syaitan

Khanzab/ Khinzib adalah anak Iblis yang bertugas memimpin para jin syetan mengganggu shalat manusia, seperti meniupkan rasa waswas saat niat shalat. 

Diriwayatkan dari Utsman bin Al-Ash ra beliau berkata; 

"Wahai Rasulullah, setan telah menghalang-halangi antara shalat dan bacaanku."_ 

Rasulullah Muhammad SAW bersabda :

ذَلِكَ شَيْطَانٌ يُقَالُ لَهُ خَنْزَبٌ إذَا حَسَسْته فَتَعَوَّذْ بِاَللَّهِ مِنْهُ وَاتْفُلْ عَلَى يَسَارِك ثَلَاثًا 

Artinya : "Dia adalah setan yang bernama Khanzab. Jika kamu merasakan kehadirannya, maka berlindunglah kepada Allah dari gangguannya dan meludahlah kekiri tiga kali"

(HR. Imam Al Bukhari)

2. Jin Walhan Bin Iblis As-Syaitan

Walhan bertugas memimpin para jin syetan mengganggu manusia saat melakukan thaharah, seperti wudlu dan mandi, hingga kadang seseorang berlebihan menggunakan air saat bersuci, belama-lama dikamar mandi, berandai-andai (Melamun), dan memberikan was-was terhadap Air. 

Rasulullah Muhammad SAW bersabda :

إنَّ لِلْوُضُوءِ شَيْطَانًا , يُقَالُ لَهُ وَلْهَانُ , فَاتَّقُوا وَسْوَاسَ الْمَاءِ

Artinya : "Sesungguhnya dalam wudlu ada setan yang bernama Walhan. takutlah kalian akan waswas dalam menggunakan air".

(HR. Imam Al Bukhari dan Imam Muslim)

3. Jin Zallanbur/ Zalnabur Bin Iblis As-Syaitan

Anak Iblis ini bertugas memimpin para jin syetan di pasar. Ia mengelabui para penjual untuk melakukan kecurangan dan sumpah palsu. Melakukan Riba, Merayu mereka agar berlebihan dalam memuji barang dagangan, dan mengurangi takaran dan timbangan. 

4. Jin Al-A'war Bin Iblis As-Syaitan

Al-A'war adalah setan zina. memimpin para jin syetan Memperindah kecantikan wanita dan Aurotnya, Ia meniup kemaluan laki-laki dan perempuan untuk melakukan zina.

5. Jin Al-Wasnan Bin Iblis As-Syaitan

Ini setan memimpin para jin syetan yang menemani manusia saat tidur. Ia duduk dikepala, agar manusia merasakan berat pada kepalanya hingga malas untuk bangun tidur, meniup mata agar tetap terpejam, padahal waktu shalat telah tiba, kencing ditelinga manusia agar tidak mendengarkan suara Adzan shalat.

6. Jin Tsabr Bin Iblis As-Syaitan

Anak Iblis ini memimpin para jin syetan melaksanakan tugasnya saat manusia tertimpa musibah. Ia rayu shohibul musibah untuk merintih-rintih, tidak rela akan takdir Allah. Mendorongnya melakukan sesuatu yang diharamkan, seperti membanting, memukul dirisendiri bahkan bunuh diri.

7. Jin Dasim Bin Iblis As-Syaitan

Ini nama setan memimpin para jin syetan Rumah tangga. Ia makan bersama manusia yang tidak membaca bismillah saat mau makan, menghuni rumah, masuk ke dalam pakaian yang tidak dilipat, tidur di atas tempat tidur, menemani saat bersetubuh dan membuat gara-gara agar terjadi pertengkaran dan bahkan perceraian dalam rumah tangga.

8. Jin Mathwun/ Mathun Bin Iblis As-Syaitan

Ia memimpin para jin syetan Bertugas memberikan kabar-kabar bohong, berdusta, menipu, dan memunculkan sifat adu domba di antara manusia.

9. Jin Al-Abyad Bin Iblis As-Syaitan

Ini dia setan yang paling sakti, dan paling cerdik. memimpin para jin syetan mereka menggoda para Nabi, Rasul, Ahlul Bait Nabi, Sahabat Nabi, dan para wali. Untuk Nabi dan Rasul ada pertolongan Allah, sudah tentu bebas dari godaannya. Maka setan Al-Abyadl ini menfokuskan diri dan berusaha sekuat tenaga untuk menggoda para wali dan golongan tingkatan Shalih agar tergelincir dari jalan yang benar.

Referensi :
(1) Kitab Bidayatul Hidayah karya Imam Al-Ghazaly.
(2) Hadist Imam Al Bukhari dan Imam Muslim.
(3) Kitab Luqthul Marjan Fi Ahkamil Jaan / Buku Jin: Karya Imam As Suyuthy Rahimahullah. 

Allah SWT berfirman:

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰٓئِكَةِ اسْجُدُوا لِأَادَمَ فَسَجَدُوٓا إِلَّآ إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِۦٓ ۗ أَفَتَتَّخِذُونَهُۥ وَذُرِّيَّتَهُۥٓ أَوْلِيَآءَ مِنْ دُونِى وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ ۚ بِئْسَ لِلظّٰلِمِينَ بَدَلًا

wa iz qulnaa lil-malaaa`ikatisjuduu li`aadama fa sajaduuu illaaa ibliis, kaana minal-jinni fa fasaqo 'an amri robbih, a fa tattakhizuunahuu wa zurriyyatahuuu auliyaaa`a min duunii wa hum lakum 'aduww, bi`sa lizh-zhoolimiina badalaa

"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, Sujudlah kamu kepada Adam! Maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Dia adalah dari (golongan) jin, maka dia mendurhakai perintah Tuhannya. Pantaskah kamu menjadikan dia dan KETURUNANNYA sebagai pemimpin selain Aku, padahal mereka adalah musuhmu? Sangat buruklah (Iblis itu) sebagai pengganti (Allah) bagi orang yang zalim."

(QS. Al-Kahf 18: Ayat 50)

- READ MORE -

Jin

Jin adalah salah satu jenis makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memiliki sifat fisik tertentu, berbeda dengan jenis manusia atau malaikat.

Jin diciptakan dari bahan dasar api, sebagaimana yang Allah Subhanahu wa Ta’ala firmankan,



خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ (14) وَخَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ(15)

“Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar. Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.” (QS. Ar-Rahman: 14 – 15)

Jin memiliki kesamaan dengan manusia dalam dua hal:

a. Jin memiliki akal dan nafsu, sebagaimana manusia juga memiliki akal dan nafsu.

b. Jin mendapatkan beban perintah dan larangan syariat, sebagaimana mausia juga mendapatkan beban perintah dan larangan syariat.

Oleh karena itu, ada jin yang muslim dan ada jin yang kafir. Ada jin yang baik dan ada jin yang jahat. Ada jin yang pintar masalah agama dan ada jin yang bodoh. Bahkan ada jin Ahlussunnah dan ada jin pengikut kelompok sesat, dst.

Sedangkan perbedaan jin dengan mansuia yang paling mendasar adalah dari asal penciptaan dan kemampuan bisa kelihatan dan tidak.

Makhluk ini dinamakan jin, karena memiliki sifat ijtinan (Arab: اجتنان), yang artinya tersembunyi dan tidak kelihatan. Manusia tidak bisa melihat jin dan jin bisa melihat manusia. Allah berfirman,

إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ

“Sesungguhnya ia (iblis) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu di suatu keadaan yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al-A’raf: 27)

Setan

Untuk memahami setan, satu prinsip yang harus Anda pegang: Jin itu makhluk dan setan itu sifat. Karena setan itu sifat, maka dia melekat pada makhluk dan bukan berdiri sendiri.

Setan adalah sifat untuk menyebut setiap makhluk yang jahat, membangkang, tidak taat, suka membelot, suka maksiat, suka melawan aturan, atau semacamnya.

Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar mengatakan,

الشيطان في لغة العرب يطلق على كل عاد متمرد

“Setan dalam bahasa Arab digunakan untuk menyebut setiap makhluk yang menentang dan membangkang.” (Alamul Jinni was Syayathin, Hal. 16).

Dinamakan setan, dari kata; syutun (Arab: شطون) yang artinya jauh. Karena setan dijauhkan dari rahmat Allah. (Al-Mu’jam Al-Wasith, kata: الشيطان)

Kembali pada keterangan sebelumnya, karena setan itu sifat maka kata ini bisa melekat pada diri manusia dan jin. Sebagaimana penjelasan Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa ada setan dari golongan jin dan manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, setelah menjelaskan sifat-sifat setan,

مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

“(setan yang membisikkan itu) dari golongan jin dan mausia.” (QS. An-Nas: 6).

Iblis

Siapakah iblis? Iblis adalah nama salah satu jin yang menjadi gembongnya para pembangkang. Dalil bahwa iblis dari golongan jin adalah firman Allah,

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ

“Ingatlah ketika Kami berkata kepada para maialakt, ‘Sujudlah kallian kepada Adam!’ maka mereka semua-pun sujud kecuali Iblis. Dia dari golongan jin dan membangkang dari perintah Allah.” (QS. Al-Kahfi: 50)

Iblis juga memiliki keturunan, sebagaimana umumnya jin lainnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ

“Iblis itu dari golongan jin, dan dia membangkang terhadap perintah Rab-nya. Akankah kalian menjadikan dia dan keturunannya sebagai kekasih selain Aku, padahal mereka adalah musuh bagi kalian…” (QS. Al-Kahfi: 50)

- READ MORE -

Di dunia ini kita sebenarnya hidup berdampingan dengan makhluk halus. Hanya saja dimensi ruangnya berbeda. Beberapa orang mungkin memiliki kemampuan untuk melihat dan berkomunikasi dengan makhluk halus.

Namun ternyata setiap orang bisa diajak berinteraksi oleh makhluk halus. Tapi terkadang kita tidak menyadari bahwa kita sedang daiajak berkomunikasi dengan mereka. Berikut ini adalah tiga cara makhluk halus berinteraksi dengan manusia yang mungkin sering tidak Anda sadari.



1. Bohlam yang Berkedip

Hal ini mungkin sering dianggap sebagai peristiwa yang biasa atau karena tegangan listrik yang tidak stabil. Tapi tanpa Anda sadari, bohlam yang berkedip bisa menandakan bahwa Anda sedang diajak berinteraksi dengan makhluk halus. Misalnya Anda sedang berada di kamar mandi saat malam hari, lalu lampu bohlam tiba-tiba berkedip. Ada kemungkinan di sekitar situ sedang ada makhluk halus.

2. Perubahan Suhu Tiba-Tiba

Cara lain yang biasanya menandakan bahwa sedang ada makhluk halus yang sedang ingin berinteraksi dengan kita adalah perubahan suhu secara tiba-tiba. Misalnya Anda sedang berada di suatu tempat yang auranya memang mistis. Lalu secara tiba-tiba suhu di sekitar Anda tiba-tiba menjadi sangat dingin atau sangat panas. Ini bisa menandakan adanya makhluk halus yang sedang berada di dekat Anda dan berusaha berkomunikasi dengan Anda.

3. Wangi-Wangian

Makhluk halus sering kali berusaha memberikan tanda bahwa mereka ada di dekat kita dengan adanya wangi-wangian atau bau yang lain. Bahkan beberapa jenis makhluk halus sering menunjukkan keberadaan mereka dengan bau yang sangat busuk. Nah, jadi kalau di suatu tempat sepi dan gelap tiba-tiba Anda mencium bau wangi-wangian atau bau busuk yang tidak wajar, mungkin ada makhluk halus yang sedang ada di sekitar Anda.

Apakah Anda pernah mengalami tiga hal tersebut? Mungkin pernah, tapi saat Anda mengalami peristiwa tersebut belum tentu Anda menyadari bahwa itu menjadi pertanda makhluk halus sedang ada di sekitar Anda. Atau makhluk halus bisa menunjukkan sekelebatan bayangan atau bahkan wujud aslinya yang menyeramkan. (M Sufyan/citizen6)

- READ MORE -

Benarkah jin dan setan itu ada? Dan kalau ada, di mana mereka berada?

Benarkah jin dan setan itu ada? Dan kalau ada, di mana mereka berada? Menurut kitab suci Al-Qur’an, ada beberapa tempat di muka bumi ini yang paling disukai dan banyak dihuni oleh jin dan setan. Seperti beberapa tempat berikut ini.

1. Lembah

Apakah tempat tinggal Anda berada di dekat lembah? Jika iya, perlu Anda ketahui bahwa ternyata lembah adalah salah satu tempat yang paling disukai setan. Setan dan jin akan lebih banyak ditemukan di daerah lembah-lembah ketimbang di dataran tinggi. Maka dari itu semua orang disarankan untuk berhati-hati saat berada di daerah yang banyak lembahnya.

2. Tempat BAB dan BAK


Semua makhluk di muka bumi ini diturunkan hanya untuk menyembah Tuhan, tapi tidak dengan setan. 

Jika Anda bertanya di mana tempat di sekitar Anda yang paling disukai setan, jawabannya adalah tempat BAB atau BAK. Atau mungkin kita menyebutnya dengan toilet atau WC. Dalam sebuah Kitab Suci disebutkan tempat-tempat membuang hajat dihadiri oleh beberapa setan. Oleh karena itu saat Anda masuk ke dalam toilet, WC atau tempat-tempat yang digunakan untuk buang hajat, jangan lupa berdoa untuk meminta perlindungan dari-Nya.

3. Tempat Sampah

Semua makhluk di muka bumi ini diturunkan hanya untuk menyembah Tuhan, tapi tidak dengan setan. 

Tempat ketiga yang paling banyak dihuni oleh golongan jin dan setan adalah di tempat-tempat sampah atau tempat yang kotor. Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah, seluruh tempat yang kotor seperti WC, tempat sampah, pekuburan, atau tempat-tempat yang bernajis lainnya bisa ditinggali setan. Jadi sebaiknya selalu jaga kebersihan lingkungan sekitar kita.

4. Pekuburan

Pekuburan atau kuburan selama ini pasti dianggap menyeramkan oleh kebanyakan orang. Tapi ternyata benar adanya, karena pekuburan adalah salah satu tempat yang disukai oleh golongan setan dan jin. Tempat di muka bumi ini bisa dijadikan tempat beribadah Terkecuali tempat-tempat kotor seperti pekuburan dan kamar mandi. Jadi anggapan masyarakat selama ini memang ada benarnya, kalau di kuburan itu banyak “setan”.

5. Tempat yang Rusak dan Kosong


Semua makhluk di muka bumi ini diturunkan hanya untuk menyembah Tuhan, tapi tidak dengan setan. 

Rumah, gedung atau bangunan yang sudah rusak dan kosong masih memberikan kesan menakutkan bagi siapapun. Pasalnya tempat-tempat dengan kriteria seperti itu memang menjadi tempat yang sangat disukai oleh golongan setan. Menurut HR. Al Bukhari, Anda disarankan untuk tidak tinggal di rumah yang rusak, kosong atau berada di kawasan yang jauh dari pemukiman. Pasalnya rumah yang jauh dari pemukiman sama halnya dengan kuburan.

Itu tadi adalah beberapa tempat yang banyak ditinggali oleh golongan jin dan setan. Setelah mengetahui tempat-tempat tadi, sebaiknya Anda mulai menghindari berlama-lama di tempat-tempat tersebut. Pasalnya golongan jin dan setan bisa saja mengganggu dan menggoda Anda untuk melakukan perbuatan maksiat. Semoga bermanfaat.

http://citizen6.liputan6.com/read/2338424/waspadai-5-tempat-tinggal-favorit-jin-dan-setan?p=1

- READ MORE -

Inilah nama-nama jin yang berbahaya untuk nama anak

Nama merupakan doa yang bisa mempengaruhi gambaran bagi sifat, gaya hidup dan pemikiran. Nama seperti Rozana, Suzana atau yang menggunakan nama ‘zana’, bunyinya memang enak didengar dan disebutkan tapi maknanya ‘berzina’ atau pun nama ‘wati’ yang berarti ‘bersetubuh’. Jadi hindarilah memberi nama anak dengan nama-nama tersebut.

Dalam Islam juga terdapat beberapa nama yang sebaiknya dihindari untuk diberikan kepada putera-puteri anda kerana maknanya yang tidak baik, buruk dan bisa mendatangkan masalah di kemudian hari.

Kita tentu pernah mendengar ungkapan, "Apalah arti sebuah nama?" Bagi orang muslim nama sangatlah penting bagi diri seseorang karena nama adalah doa yang bisa mempengaruhi jalan hidup seseorang.

Berikut nama-nama yang sering digunakan yang ternyata merupakan nama-nama yang digunakan di kalangan kaum Jin:
1. Zaqwan/Zaquan – anak jin
2. Qistina/Kistina – penghulu jin
3. Balqis – ketua jin
4. Najwa – bisikan
5. Haikal/Haiqal – tengkorak
6. Badrisha/Badlisha/Herisha
Bagi mereka yang mempunyai nama-nama seperti di atas hendaknya diganti, namun jika tidak memungkinkan karena sudah tercatat di ijazah maupun akta kelahiran dan berkas-berkas administrasi lain tidak perlu untuk ganti nama tetapi cukup dengan mengganti nama panggilan.

Sebagai contoh, kalau nama Nur Najwa. Kalau selama ini nama panggilannya adalah Najwa, nama panggilannya cukup diganti menjadi Nur. Namun nama adalah doa, bisa terkabul maupun tidak. Sesungguhnya segala macam penyakit atau kejadian-kejadian buruk yang menimpa, semuanya datang dari Allah SWT. Bukan semata-mata akibat dari nama seseorang, semuanya ketentuan-Nya.

Hanya sebagai peringatan bagi para orang tua agar ketika memberi nama pada putra-putrinya hendaknya menghindari penggunaan nama-nama yang bermakna buruk.

Ibn Umar berkata: “Anak perempuan Umar dinamakan dengan nama ‘Asiah (wanita yang derhaka), lalu dinamakan oleh Rasulullah SAW dengan Jamilah (cantik).” (riwayat Tirmidzi dan Ibn Majah).

Disunatkan mengubah nama yang buruk atau yang tidak baik kerana Nabi SAW telah melakukannya kepada para sahabat baginda, di mana Rasulullah SAW pernah menukar nama seorang yang bernama Abdul Hajar (hamba batu) kepada Abdullah. Ada yang bernama ‘Asi (yang durhaka) lalu ditukar menjadi Muti’ (yang taat).
Aishah r.a berkata: “Rasulullah telah menukar nama-nama yang buruk.” (riwayat Tirmidzi).”

Berikut adalah beberapa nama yang harus dihindari ketika menamai bayi anda :

A
Abiqah Hamba yang lari dari tuannya
Afinah Yang bodoh
Amah Hamba suruhan perempuan
Asiah Wanita yang derhaka
Asyar Paling jahat
Asyirah Yang tidak bersyukur atas nikmat
Aznie Aku berzina
B
Baghiah Yang zalim, jahat
Bahimah Binatang
Bakiah Yang menangis, merengek
Balidah Yang bodoh, bebal
Batilah Yang batil, tidak benar
D
Dahisyah Goncang, stress
Dahriyah Yang mempercayai alam wujud dengan sendirinya
Dami’ah Yang mengalir air matanya
Daniyah Yang lemah dan hina
F
Faji’ah Kecelakaan
Fajirah Yang jahat, yang berdosa
Fasidah Yang rosak, yang binasa
Fasiqah Yang jahat, si fasik
Fasyilah Gagal, kalah
G
Ghafilah Yang lalai, yang leka
Ghaibah Hilang
Ghailah Kecelakaan, bencana
Ghamitah Yang tidak mensyukuri nikmat
Ghasibah Perampas, perompak
Ghawiah Yang sesat, yang mengikut hawa nafsu
H
Haqidah Yang dengki
Hasidah Yang hasad
Hazinah Yang sedih
J
Jafiah Yang tidak suka ber”žwan
Jariah Hamba suruhan perempuan
K
Kafirah Yang kafir, yang ingkar
Kaibah Yang sedih
Kamidah Yang hiba, yang sangat berduka
Kazibah Pendusta, pembohong
Khabithah Yang jahat, yang keji
Khali’ah Yang tidak segan silu, mengikut hawa nafsu
Khamrah Arak
Khasirah Yang rugi
Khati’ah Yang bersalah, yang berdosa
L
Lahab Bara api
Lahifah Yang sedih, menyesal dan dizalimi
La’imah Yang tercela
Lainah Yang terkutuk
M
Majinah Yang bergurau senda tanpa perasaan malu
Maridah Yang menderhaka
Musibah Celaka, bencana, kemalangan
N
Nariah Api
Nasyizah Yang menderhaka dan melawan suami
Q
Qabihah Yang buruk, hodoh
Qasitah Yang melampaui batasan dan menyeleweng dari kebenaran
Qatilah Pembunuh
R
Rajimah Yang direjam, yang dilaknat
Razani Kepala zakar lelaki
Razi’ah Kecelakaan, musibah
Razilah Yang keji dan hina
S
Safih Insan Manusia bodoh
Safilah Yang rendah dan hina
Sahiah Yang pelupa
Sharrul / Sharru Jahat
Sakirah Pemabuk
Syafihah Yang bodoh
Syani’ah Yang buruk
Syaqiyah Yang menderita
Syaridah Yang diusir
Syariqah Pencuri
Syarisah Yang buruk akhlak
Syarrul Bariyyah Sejahat-jahat manusia
T
Tafihah Karut
Talifah Yang rosak, yang binasa
Talihah Yang tidak baik
Tarikah Anak dara tua
W
Wahiah Yang lemah, yang jatuh, yang buruk
Wahimah Yang lemah
Wahinah Penakut
Wailah Bencana, keburukan
Wajilah Penakut
Waqihah Yang kurang sopan dan malu
Wasikhah Yang kotor
Wasyiah Yang mengumpat, yang mengadu dombakan orang
Wati/Waty Nama Hindu/tiada makna
Wathy / Wathi Bersetubuh
Y
Yabisah Yang kering, yang sedikit kebaikannya
Yaisah Yang berputus asa
Z
Zalijah Kebinasaan
Zalilah Yang hina
Zalimah Yang zalim
Zaniyah Penzina, pelacur
Zufafah Racun pembunuh
Untuk para orang tua namailah anak-anak anda dengan nama yang baik. Jangan hanya memberi nama dengan nama yang enak didengar namun buruk maknanya. Karena di suatu hari nanti ketika seseorang meninggal dunia dan ruhnya diangkat maka para malaikat akan menyebutkan namanya.

Setiap melewati sekelompok Malaikat di langit, mereka bertanya, ‘Ruh siapakah yang menyebarkan bau harum ini?’ Para Malaikat yang membawanya menjawab, “Ini adalah ruh fulan bin fulan’, seraya mereka menyebutkan nama-nama panggilannya yang terbaik yang biasa dipanggilkan kepadanya ketika di dunia. (aminin)
sumber : http://www.muslimterbaru.com/2015/08/nama-nama-jin-ini-bisa-membuat-anak.html

- READ MORE -

Ummus shibyan yaitu sebangsa jin yang suka menggangu anak-anak

Pada dasarnya, adzan dan iqamat adalah dua hal yang hanya disunnahkan untuk dikumandangkan dalam rangka menyambut shalat lima waktu. Meskipun shalat Idul Fitri/Adha lebih ramai dibandingkan shalat lima waktu, tapi tidak diperbolehkan mengumandangkan adzan dan iqamat sebelumnya.

Demikian pula dengan shalat-shalat sunnah lainnya.

Meskipun demikian, ada waktu-waktu tertentu yang disunnahkan mengumandangkan adzan yang tidak untuk shalat. Dalam kitab berjudulIanathu Thalibin disebutkan beberapa keadaan yang disunnahkan untuk mengumandangkan adzan. Pertama, dikumandangkan di telinga orang yang sedang dalam keadaan sangat berduka; kedua, orang yang mengalami ayan atau epilepsi; ketiga, orang yang sedang emosi; keempat, orang yang berperangai buruk akibat pengaruh jin.

Tidak hanya itu saja, dalam kitab yang sama disebutkan bahwa adzan dan iqamat disunnahkan untuk dikumandangkan bagi bayi-bayi yang baru dilahirkan maupun orang yang hendak bepergian jauh. Dalam beberapa kitab lain disebutkan sunnahnya mengumandangkan adzan dan iqamat bagi orang yang hendak pergi haji.

Dalam sejumlah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah saw mengumandangkan adzan dan iqamat saat kedua cucu beliau, Hasan dan Husain, baru dilahirkan Sayyidah Fatimah. Di antaranya adalah hadis riwayat Abu Rafi: Aku pernah melihat Rasulullah saw mengadzani telinga Hasan dan Husain.

Hal ini dilakukan oleh Rasulullah saw untuk menjaga kedua cucunya dari gangguan ummus shibyan yaitu sebangsa jin yang suka menggangu anak-anak. Sayyidina Husain meriwayatkan dari Sayyidina Ali Karramalluhu Wajhah bahwa Rasulullah saw bersabda,

Barang siapa yang memiliki bayi yang baru dilahirkan kemudian dia membacakan adzan di telinga kanan dan iqamat di telinga kirinya, niscaya ummus shibyan tidak akan menyusahkannya.

Adapun mengumandangkan adzan untuk mayat yang hendak dikuburkan sesungguhnya tidaklah sunnah, kecuali ada fadhilah yang menyatakan bahwa mayit yang dikubur bersamaan dengan suara adzan akan mendapatkan keringanan siksa (sebagaimana termaktub dalam Hasyiyah Ibrahim al-Bajuri). Hal itulah yang hingga kini menjadi alasan mereka yang mengumandangkan adzan untuk mayat.

Selain hal ini juga mengamalkan penafsiran sebagian ulama yang mengqiyaskan kematian sebagai sebuah perjalanan yang patut dikumandangkan adzan baginya.

Bisa juga adzan ini merupakan bentuk tafaul (mencari kebaikan) atas sunnah Rasulullah saw yang menganjurkan adzan bagi mereka yang baru dilahirkan. [ ]
Sumber : islamindonesia

- READ MORE -

Iblis, Jin dan Syetan

Ada seorang jamaah yang bertanya seputar jin, syetan serta apa saja yang bisa mereka lakukan terhadap manusia. Untuk itu Ustadz Ath bin Khalil Abu ar-Rasytah, menjawabnya. 

Jin termasuk makhluk ghaib. Kita tidak bisa melihatnya.

Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka." (TQS al-Araf [7]: 27). Yakni iblis dan kaumnya. Dengan ungkapan lain adalah jin, dimana iblis adalah termasuk jin.

"kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin." (TQS al-Kahfi [18]: 50)

Yang asal dalam hubungan kita dengan jin adalah bahwa mereka mampu membisiki kita. Allah SWT berfirman:

"Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya" (TQS al-Araf [7]: 20)

Allah SWT juga berfirman:

"Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya " (TQS Thaha [20]: 120). Syaitan di sini adalah Iblis dan dia berasal dari golongan Jin.

Syaitan tidak memiliki kekuasaan memaksa terhadap manusia, kecuali manusia mengikuti syaitan dengan pilihannya sendiri. Allah SWT berfirman:

"Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku." (TQS Ibrahim [14]: 22)

Allah SWT juga berfirman:

"Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat." (TQS al-Hijr [15]: 42)

Allah SWT juga berfirman:

Apabila kamu membaca Al-Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah. (TQS an-Nahl [16]: 98-100)

Hubungan fisik apapun selain hubungan asal yang telah dijelaskan oleh Allah SWT ini memerlukan nash khusus yang menyatakannya. Jika ada nash khusus yang menyatakan semisal kondisi ini, maka kita mengimani kondisi itu sesuai yang dinyatakan oleh nash.

Misalnya, kekuasaan Sulaiman as. terhadap jin dan kekuasaan Sulaiman untuk memerintah dan melarang para jin Perkara ini terdapat nash yang menyatakannya sehingga kita mengimaninya. Allah SWT berfirman di dalam surah an-Naml tentang Sulaiman as.:

"Berkata Sulaiman: "Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri". Berkata Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya". (TQS an-Naml [27]: 38-39)

Allah SWT juga berfirman:

"Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala. Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih." (TQS Saba [34]: 12-13)

Rasulullah saw menyelesaikan suatu kejadian fisik apapun dari sisi perlakuan manusia, selama tidak dinyatakan nash khusus sesuai dengan wahyu bahwa perlakuan ini memiliki hubungan dengan jin. Setiap kejadian diselesaikan seperti itu. Jika seseorang terbunuh, misalnya, tidak terlintas dalam benak bahwa jin lah yang membunuhnya, kecuali ada nash tentang hal itu. Begitulah, seperti kejadian seorang laki-laki yang terbunuh di Khaybar, maka pencarian difokuskan bahwa yang membunuhnya adalah manusia; dan tidak beralih kepada jin:

Imam Muslim telah mengeluarkan di dalam Shahihnya bahwa Abdullah bin Sahal dan Muhaishah keluar ke Khaybar karena kesusahan yang menimpa mereka. Lalu Muhaishah datang dan memberitahu bahwa Abdullah bin Sahal telah terbunuh dan dilemparkan jasadnya ke mata air atau di Qir. Muhaishah datang kepada Yahudi dan berkata, "Demi Allah kalian yang membunuhnya." Mereka menjawab, "Demi Allah kami tidak membunuhnya" Lalu kasus itu sampai kepada Rasulullah saw maka Beliau saw bersabda:

"Mereka bayar diyat untuk teman kalian atau dimaklumkan perang terhadap mereka", dan Rasulullah saw menulis surat kepada mereka tentang hal itu. Mereka pun menulis surat balasan, "Sungguh kami tidak membunuhnya "

Cerita ini sudah dikenal luas. Dan dalam kasus ini tidak masuk pembahasan aktifitas jin baik dari dekat atau jauh.

Atas dasar itu, selama tidak ada nash yang menyatakan hubungan fisik jin pada suatu kejadian, maka hubungan yang ada antara jin dan manusia hanya hubungan pembisikan, tidak lebih dari itu.

Karena risalah Rasul SAW adalah risalah penutup dan tidak ada wahyu sesudahnya, maka tidak ada nash baru. Karena itu, tidak ada hubungan fisik antara kita dengan jin. Hubungan antara kita dengan jin hanyalah hubungan pembisikan. Dan seperti yang kami katakan, tidak ada kekuasaan bagi pembisikan jin terhadap seseorang kecuali jika seseorang itu memenuhi bisikan itu dengan pilihannya sendiri.

Begitulah, perkara-perkara fisik pada masa khulafa ar-rasyidun diselesaikan. Pada suatu kejadian, pembunuhan atau pencurian, perampasan atau perampokan, benak tidak beralih kepada jin, akan tetapi tetapi kepada manusia. Sebab hubungan jin adalah hubungan pembisikan, kecuali jika ada nash khusus. Dan karena tidak ada nash khusus setelah Rasulullah saw, dan semua kejadian fisik adalah berasal dari manusia dan bukan dari jin. Jadi alam jin itu bukan alam kita. Hubungan jin dengan kita adalah hubungan pembisikan dan bukan yang lain.

Berdasarkan hal ini, maka manusia jika dia sakit maka tidak ada hubungan dengan jin dalam masalah itu. Akan tetapi sakit itu diselesaikan sesuai apa yang dinyatakan di dalam Islam. Yakni dengan jalan berobat:

Baik berupa obat fisik seperti yang ada di dalam hadits dari jalur Usamah bin Syuraik, ia berkata, "Aku datang kepada Nabi saw dan para sahabat beliau seolah-olah di atas kepala mereka ada burung, lalu aku ucapkan salam lalu aku duduk.

Kemudian datang seorang Arab Baduwi dari sini, sini dan situ, lalu mereka berkata, "Ya Rasulullah apakah kita (perlu) berobat?" Rasulullah saw menjawab:

"Berobatlah kalian sebab sesungguhnya Allah azza wa jalla tidaklah menciptakan penyakit kecuali Dia menciptakan obat untuk penyakit itu kecuali satu penyakit al-harmu. Yaitu kematian." (HR Abu Dawud)

Atau berobat dengan doa dan ruqyah, seperti dinyatakan di dalam hadits yang dikeluarkan oleh imam Muslim dari jalur Aisyah Ummul Mukminin ra.:

"Rasulullah saw meruqyah dengan ruqyah ini "hilangkanlah penyakit tersebut Wahai Rabb manusia, di tangan Engkaulah kesembuhan, tidak ada zat yang menyembuhkan untuknya kecuali Engkau."

Atau doa-doa semacamnya dari al-Quran, as-Sunnah atau doa apa saja yang sesuai dengan al-Quran dan as-Sunanh.

Adapun merujuk kepada orang yang mengklaim bahwa dia memiliki hubungan fisik dengan jin untuk menyembuhkan orang sakit, maka itu adalah penipuan dari para dajjal itu yang menjerumuskan orang-orang lugu dari manusia untuk memeras mereka dan memakan harta mereka dengan cara batil.

Sedangkan tafsir ayat yang di dalamnya dinyatakan "al-massupenyakit gila-" dan mungkin yang Anda maksudkan adalah surah al-Baqarah ayat 275 yaitu:

"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba." (TQS al-BAqarah [2]: 275)

Tafsir atau penjelasan ayat tersebut adalah sebagai berikut:

Allah telah membuat permisalan untuk orang yang memakan riba seperti orang yang kemasukan syaitan, berdiri dan jatuh sempoyongan dan orang gila itu mengambil apa saja. Hal itu karena ia menganggap riba seperti jual beli, padahal Allah telah mengharamkan riba dan menghalalkan jual beli.

yakni mengambilnya, dan itu berlaku umum mencakup semua bentuk pemanfaatan riba. Katadigunakan di dalam al-Quran untuk menunjukkandzamm(celaan).

"Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)."(TQS an-Nisa [4]: 10)

"Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. Dan jahannam adalah tempat tinggal mereka."(TQS Muhammad [47]: 12)

Dan demikian juga kata tersebut di dalam ayat ini untuk menyatakan celaan.

"tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan" (TQS al-Baqarah [2]: 275)

Yakni bahwa mereka dibangkitkan dari kubur mereka, mereka berdiri seperti berdirinya orang yang kemasukan setan di dunia yakni orang gila-. Hal itu adalah kehinaan untuk mereka pada hari itu dan itu merupakan indikasi (qarinah) bahwa larangan tersebut adalah larangan bersifat jazim (tegas) dari mengambil riba yang penegasan pengharamannya diulang-ulang di dalam ayat ini.yakni gila. Dikatakanmussa ar-rajuludan diamamssjika dia gila. Danal-khabthuadalah berdiri tidak tegak seperti berdiri sempoyongan.

Terdapat riwayat tentang tafsir:

"melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan"(TQS al-Baqarah [2]: 275)

Dan yang rajih dari riwayat-riwayat itu adalah bahwa manusia ketika tertimpa penyakit gila membuat syaitan memiliki pengaruh lebih besar terhadapnya melalui bisikan-bisikannya, sehingga syaitan membuatnya mengkhayalkan banyak perkara yang menyebabkan orang gila itu sempoyongan.

Adapun ucapan bahwa syaitan lah yang merasukinya atau menyebabkan dia gila maka ayat tersebut tidak mengatakan demikian. Allah SWT tidak mengatakan "yatakhabbatuhu asy-syaitn bi al-massiyakni syaitan menimpakan padanya penyakit gila. Melainkan ayat tersebut mengatakanyakni setan merasukinya dikarenakan penyakit gilanya. Artinya bahwa penyakit gila itu ada lebih dahulu dari kerasukan setannya.

Ini adalah yang rajih menurut saya tentang tafsir ayat ini. Dan pemisalan orang yang makan riba seperti orang yang kemasukan setan lantara penyakit gila yakni disebabkan gila. Artinya bahwa penyakit gila mendahului kemasukan setan untuk seseorang itu. Jadi seseorang itu gila karena sebab tertentu kemudian kemasukan syaitan dengan bisikan-bisikan dan khayalan-khayalan.

Jadi setan tidak merasuki seseorang yakni tidak membuatnya gila. Jika tidak niscaya ayat tersebut menyatakan "",dan hurufal-bamemberikan faedah membuatnya gila. Ini adalah pemisalan deskriptif dan bisa diindera yang sangat mengerikan dikarenakan besarnya dosa orang yang memakan riba. [ ] - See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2168106/seputar-jin-setan-dan-pengaruhnya-dalam-kehidupan#sthash.4tqKuSxs.dpuf

- READ MORE -

Label

Anak (2) Azazil (1) Iblis (3) Jin (8) Manusia (3) Setan (2) Syetan (4) Tanduk Setan (1)